02 September, 2008

Ampunan Allah

Manusia, merupakan makhluk yang diciptakan Allah dengan berbagai kekurangan dan kecondongannya melakukan salah dan dosa, tak satupun manusia yang terbebas dari dosa dan kesalahan, tapi meski demikian manusia adalah makhluk terbaik yang Allah ciptakan, jika mereka selalu mengetuk pintu ampunan yang selalu terbuka lebar dihadapan mereka. "Tangisan seorang pendosa lebih disukai Allah daripada suara orang yang bertasbih. Dan diampuninya satu dosa itu lebih baik daripada dunia dan seisinya".
Iblis bersuka cita dengan turunnya Adam dari Surga karena maksiat yang dia lakukan, tetapi Iblis tidak menyadari bahwa turunnya penyelam ke dasar lautan diikuti oleh naiknya dia dengan membawa mutiara yang sangat berharga. Mutiara yang berharga itu adalah ampunan Rabbnya.
ketika nabi Adam melakukan dosa memakan buah khuldi yang terlarang, Allah memberikan petunjuk kepadanya, agar memohonkan ampunanNya.
"Keduanya berkata:"Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". ( Al A'raf :23)
Dengan sikapnya ini Adam menjadi bapak seluruh manusia yang patut untuk diikuti, lain halnya dengan iblis, dia menolak dan menyombongkan diri, dan tidak mau memohon ampun kepada Allah, dia tetap berjalan di atas dosa dan kesesatannya.
Berbagai langkah-langkah untuk memasuki pintu-pintu ampunan itu sangatlah banyak, bertebaran di lembaran al qur`an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sungguh sangat merugi sekali bagi orang yang tidak menemukan satu pintupun dalam hidupnya, sehingga kelak di akhirat layaknya kambing congek yang tidak tahu arah, salah satu pintu surga yang hari ini di buka lebar-lebar adalah puasa di bulan Ramadhan, sementara di dalam Ramadhan itu pun tersedia berbagai pintu ampunan Allah yang sangat banyak dan luas.

Rabbi

Rabbi, maafMu yang kupinta
Ku julurkan kedua tanganku kepada cahaya
Aku menangis dan tak mampu membendung air mata
Aku menangis dan tangisku pun merintih lara

Segenggam doa kureguk dari tetesan-tetesan darahku
Tidak selainMu tapi hanya kepada Engkau rintihanku tertuju
karena pagiku terbelenggu di soreku kepada DiriMu

Ya Rabbi...
Pancarkan cahayaMu dalam sesatku yang haus
Aku tidak tahu di mana kudapatkan telaga firdaus
Agar dapat mengguyur dahaga kerinduanku
Karena sungai mengering tak dapat memadamkan panas jiwaku

RahmatMu ya Rabbi...
Ini dosaku dan ini takwaku
Kebaikanku dan kesalahanku di atas titian kehidupanku

RahmatMu ya Rabbi...
Aku dan sampanku serta kesalahan-kesalahanku
Berada dalam lautan hampa sinar pemandu
Kelam dan gelap gulita
Tapi masih tersisa harapan
Engkau ampuni atau tidak aku akan tetap memanggilMu
Ya Rabbi

Ilahi,
Bekalku sedikit, menurutku tidak cukup
Apakah aku harus menangisi bekal atau panjangnya perjalanan
Apakah Engkau akan membakarku dengan neraka wahai tumpuan harapan
Lalu di mana harapanku kepadaMu dan di mana ketakutanku.