28 Agustus, 2010

ARTI IKHLAS



makna ikhlas tidak banyak dimengerti orang yang baru memulai berkomitmen dengannya, kata ini sangat berguna bagi mereka yang telah lama menaati Allah, berinteraksi dengan-Nya dengan menjalankan ibadah dan menikmati kelezatannya. mereka selalu menghadapkan wajah kepada Allah subhanahu wata'ala, dia berpengalaman dalam memerangi setan sekian lama. maka hanya merekalah yag mampu mengambil manfa'at dari kata ini.
ikhlas adalah memaksudkan ucapan, perbuatan, diam, bergerak baik yang dirahasiakan maupun yang dinampakkan, hidup atau mati hanya untuk ridha Allah semata.
pengertian ikhlas yang didefiniskan oleh para ulama adalah;

pertama; ikhlas adalah mengkhususkan tujuan semua perbuatan kepada Allah semata.

kedua; ikhlas adalah melupakan pandangan manusia, sehingga kita hanya melihat sang khaliq saja. orang yang menangis karena takut kepada Allah, memberi infaq, atau mengerjakan shalat ditengah ribuan -bahkan jutaan- orang akan tetap ikhlas, karena ia tidak menggubris pandangan manusia, ia hanya melihat pandangan Allah saja.

ketiga; ikhlas diartikan dengan tidak memaksudkan perbuatan agar disaksikan orang, namun dia memaksudkan agar hanya dilihat Allah saja. kita tidak butuh orang untuk menyaksikan shalat, tangisan dan haji kita, dekian pula dengan jihad atau dengan jilbab kita yang lebar. cukuplah Allah sebagai saksi kita atas keikhlasan kita

ikhlas merupakan kunci amalan hati, semua amalan shalih tidak akan sempurna tanpa dilandasi keikhlasan. karena diterima atau tidaknya suatu amal tergantung kepada keikhlasan hamba.

semua perbuatan ibadah tidak pantas dilakukan kecuali atas dasar mencari keridhaan Allah, bahkan amal yang bersifat rutinitas seperti makan, minum ataupun berolah raga juga harus didasari niat yang ikhlas.

mungkin ada yang bertanya, kita memang harus ikhlas dalam amal ibadah. namun mengapa harus ikhlas dalam amal kebiasaan sehari-hari?.

kaitannya dengan pertanyaan ini ada dalil yang bisa menjawabnya, yaitu firman Allah yang berbunyi: "Katakanlah:"Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupki dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya;dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. 6:162-163)

ikhlas memang harus ada dalam shalat. tetapi, membatasi ikhlas hanya dalam shalat adalah sebuah kesalahan.


(disadur dari buku terjemahan; Hati sebening mata air, karya Amru Khalid.)

27 Agustus, 2010

INGIN SURGA?



“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. 2:214)
dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. (QS. 3:141-142)
Alif laaf miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. 29:1-3)
Diantara sabda-sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang substansinya sama dengan ayat-ayat diatas adalah;
“Sesungguhnya neraka itu dihalangi dengan syahwat dan surga dihalangi dengan hal-hal yang tidak disukai.”(HR.Bukhari)
“surga dikelilingi dengan perkara-perkara yang tidak disukai dan neraka dikelilingi dengan hal-hal yang disenangi.”(HR.Muslim)
Maksud hadits diatas adalah bahwa seseorang tidak akan dimasukkan kedalam surga kecuali dia melakukan amalan-amalan yang tidak disukainya selama di dunia. Dia tidak akan dimasukkan kedalam neraka kecuali karena dia melakukan amalan-amalan yang memenuhi hasrat syahwatnya di dunia.
Imam Ghazali menuturkan; ‘puncak predikat yang paling tertinggi dalam pandangan manusia adalah kebahagiaan yang abadi, perkara yang paling esensial adalah sarana menuju kearah sana. Tidak ada meliu yang dapat menghantarkan seseorang untuk meraih kebahagiaan tersebut melainkan dengan ilmu dan amal, dan tidak ada yang dapat menghantarkan seseorang melakukan amal kebajikan melainkan dengan menggunakan ilmu bagaimana cara melakukan amal perbuatan tersebut. Dengan demikian pangkal kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah ilmu. Maka ilmu adalah amal kebajikan yang paling utama.”
Kita ketahui menuntut ilmu syar’I adalah sesuatu yang sangat berat, banyak sekali kendala yang selalu menghadang didepan mata, tetapi ketika kita sudah memperoleh ilmu kebahagian akan selalu mengiringi kita.
Ilmu tidak akan diperoleh dengan kennyamanan tubuh, tetapi ilmu diperoleh dengan kecapekan tubuh. Jadi jangan sampai mengharap kebahagiaan kalau hanya berpangku tangan tidak berusaha dan beramal.