19 Desember, 2008

fajar menyingsing


fajar akan menyingsing

“bukankah subuh itu sudah dekat"
(QS. hud :81)

Bangunlah, ayam jantan telah berkokok memberi isyarat kepada kita akan kedatangan malaikat pembawa rahmat, agar kita mengadu kepada yang maha penyayang, tentang permasalahan yang selama ini membelenggu hidup kita. Rosulullah bersabda: “ apabila kalian mendengar kokok ayam, maka mintalah kepada Allah anugrahNya, karena dia melihat malaikat”. Mari kita meretas jaring cintaNya yang agung dengan jiwa kita yang kerdil ini. semoga selalu terjalin hubungan dua kekasih yang saling merasakan, memberi, memohon, membahagiakan, menyayangi, menolong, membela dan menjaga. Karena jika cintaNya yang agung telah tertambat dijiwa seorang hamba, Dia akan menyerukan kepada para malaikat yang dilangit dan makhluk yang ada dibumi untuk mencintainya pula. Tidakkah engkau ingin menjadi makhluk yang dicintai oleh yang maha pencinta dan juga dicintai oleh seluruh makhluk yang ada dilangit dan dibumi. Mari kita berkompetisi, agar kita termasuk dalam rumpun orang-orang yang dicintaiNya.

Seorang penyair bersenandung:
Seperti dihari-hari kemarin, subuh
Adalah jiwa yang terbasuh
Sukma yang basah
Roh yang terbilas dari lendir cuaca yang ditinggalkan
malam
Subuh adalah perawan
Kesucian waktu yang dirayakan kokok ayam
Suatu tanda hari segera bersalin
Bahwa setiap helai nafas masih berdesir
Untuk sejarah yang lain
Kenyataan yang lain

Bangunlah, jangan sampai kita kedahuluan oleh burung-burung yang sudah bertasbih kepada penciptanya dengan suara mereka yang begitu merdu dan menyejukkan hati, bercanda ria dikala fajar menyingsing diatas ranting pohon perdu. Mereka tak ingin ketinggalan untuk ikut meramaikan kehidupan dipagi ini, saling bercerita tentang mimpi mereka yang begitu indah tadi malam sambil menikmati cuaca pagi yang sangat menyegarkan:
“ demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing”
(QS. At Takwiir ; 18 )

Bangunlah, hari sudah hampir pagi, persiapkan semua yang perlu kita persiapkan untuk aktifitas hari ini. Tak ada kata nanti, sebab pagi hari ini begitu cerah, sangat mahal untuk dilewatkan begitu saja, dan belum tentu kita akan menghirup udara yang sama seperti ini dipagi yang akan datang. atau besok pagi kita tak dapat melihat matahari menetas dari ufuk timur.
Jangan sampai kita tertinggal oleh kafilah barokah yang telah dijanjikan oleh Allah melalui do’a kekasihnya Muhammad.
: ‘Ya Allah berkahilah umatku diwaktu paginya’

Bangunlah sebentar lagi matahari akan menetas dari ufuk timur untuk mengawal perjalanan bumi ini menuju kebarat, ketika cahayanya membuat keperakan embun diatas daun-daun yang menghijau, ketika cahayanya menegur bunga-bunga warna warni yang mekar ditaman, ketika cahayanya menyapa padi-padi yang menguning dipersawahan, ketika cahayanya menemani para pekerja meniti trotoar menuju tempat mengais rizkinya masing-masing, ketika cahayanya bersahabat akrab dengan para petani yang memanggul cangkulnya meniti galangan persawahan yang membentang luas, dan ketika cahayanya berkelakar riang dengan anak-anak desa yang berlompatan mandi dikali. apakah kita ingin ketinggalan atraksi alam yang begitu menakjubkan ini.
Seorang penyair bertutur:
Seperti dihari-hari kemarin,
Subuh bukan Cuma jengger waktu
Subuh adalah upacara pohon-pohon, kerikil, batu-batu
Detik-detik ketika dunia menunggu matahari menetas
Dari rahim timur. Menyeka sisa gelap
Mencuci cakrawala

Lompatlah dari tempat tidurmu, dan katakan kepada dunia, bahwa anda hari ini akan tersenyum bahagia, membasuh hati yang berkabut ini dengan embun ampunanNya yang sangat menyejukkan, menghirup udara pagi yang bersahabat, mencium kelopak bunga melati yang harum, bermandi sinar matahari pagi yang memanjakan kulit, mendengar cerita burung-burung pagi yang riuh berkicau diranting pohon perdu, ikut beriang ria dengan para anak desa yang berlompatan dikali yang jernih. Melupakan semua kesedihan, kepedihan, kegalauan dan kerisauan, mengubur dalam-dalam masa silam yang getir dan kelam yang selalu membelenggu langkah mantap untuk maju dan bangun, memulai kehidupan baru yang penuh dengan arti dan mengisi lembaran sejarah hidup kita dengan tinta emas.

Pagi merupakan momen yang sangat penting bagi kehidupan insan, beribu harapan terlahir dikala itu untuk melangkah kepada kondisi yang lebih baik. pagi adalah awal mu’jizat kehidupan digelar, beribu makhluk yang bernafas memulai berlomba untuk mendapat rahmat dan anugrahNya. Sungguh merugi sekali orang yang membunuh harapannya dikala pagi hari, sementara burung yang tak sepandai dan tak selengkap indra yang diberikan yang maha Agung kepada dirinya, tak pernah mengubur harapannya. Mereka terbang dengan bermodalkan tawakal dipagai hari, dan kembali disore hari dengan perut terisi.

Jangan mengubur harapan yang ada dihadapanmu, Padahal rizki yang dilautan, didaratan dan diatas pohon-pohon mengharapkan untuk dijaring, dipungut dan dipetik. pagi adalah masa dikala rizki-rizki digantungkan diatas dahan-dahan pohon yang menghijau, ketika rizki-rizki digelar dihamparan bumi yang begitu luas, ketika rizki-rizki disebarkan dilautan yang membiru

Kehidupan dimulai dari pagi, dan keindahan didalam hidup dirasakan ketika umur kita masih pagi, lihatlah keceriaan anak-anak yang begitu polos, menggambarkan kehidupan yang penuh keceriaan.
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)
(QS. Ali ‘Imron:140)

TAWASSUL DENGAN AMALAN

sebuah riwayat shahih dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, sebuah hadis yang panjang artinya:
Rasulullah bersabda: "Tersebutlah tiga orang dari umat sebelum kalian, keluar hingga mereka bermalam dalam sebuah gua, mereka masuk ke dalamnya, tiba-tiba batu besar jatuh dari atas gunung menutup pintu gua. Mereka saling berkata: "Sesungguhnya tidak akan ada yang bisa menyelamatkan kalian dari terjebak dalam gua ini selain kalian berdoa memohon kepada Allah dengan amal saleh kalian." Seseorang dari mereka berkata: "Wahai Allah, aku punya dua orang tua yang sudah lanjut usia, aku tidak minum atau memberi minum baik keluarga atau harta bendaku sebelum mereka. Suatu hari aku pergi mencari kayu hingga tersesat jauh, padahal aku belum memberi minum keduanya. Aku segera pulang kemudian aku ambilkan segelas susu, tetapi aku mendapati keduanya telah tidur, aku tidak berani membangungkan mereka begitu juga aku tidak ingin memberi minum keluargaku atau harta bendaku sebelum mereka, maka aku terus memegang gelas minuman tersebut semalaman menunggu mereka bangun. Fajarpun menyingsing, sementara anak-anak kecilku bergelayutan menangis di kakiku karena lapar, mereka berdua terbangun kemudian aku sodorkan minum kepadanya. Ya Allah jika aku melakukan itu karena mengharap wajah Mu, maka bukalah batu yang menutup pintu gua ini! Batu itupun bergeser sedikit sehingga mereka masih belum bisa keluar darinya.
Yang kedua berkata: "Wahai Allah, aku punya saudari sepupu (anak perempuan paman) yang sangat aku cintai – dalam riwayat lain, aku menyintainya sebagaimana layaknya lelaki menyintai wanita – aku ingin mengajaknya berzina tetapi dia menolak. Hingga pada suatu hari dia dalam masa paceklik, ia pun datang menemuiku (minta bantuan), maka aku berikan kepadanya 120 dinar dengan syarat ia serahkan dirinya padaku, ia pun mau, setelah aku menguasainya – dalam riwayat lain, aku duduk di atas kedua kakinya – ia mengatakan: "Takutlah kepada Allah, jangan memakai cincin kecuali dengan hak!" maka aku segera meninggalkan dirinya, padahal aku sangat menginginkannya, aku tinggalkan uang emas yang aku berikan padanya. Ya Allah jika aku lakukan yang demikian karena mengharap wajah Mu, maka keluarkanlah aku dari tempat ini! Batu yang menutupi pintu tersebut begeser, tetapi mereka masih belum bisa keluar darinya.
Yang ketiga berkata: "Ya Allah aku menyewa para pekerja dan aku telah bayarkan hak-hak mereka, kecuali satu orang, ia pergi tanpa mengambil upahnya, maka aku investasikan hingga menjadi harta yang berlimpah. Pada suatu hari ia datang kepadaku dan berkata: "Wahai hamba Allah, bayarkan upahku!" aku jawab: "Semua yang kamu lihat ini, baik onta, sapi atau kambing, semuanya berasal dari upahmu! Ia berkata: "Wahai hamba Allah, jangan kau perolok diriku! Aku menjawab: "Aku tidak memperolok dirimu, memang semua ini milikmu!" maka ia pun mengambil semua harta tersebut tanpa menyisakan sedikitpun. Ya Allah jika aku lakukan itu karena mengharap wajah Mu, maka keluarkanlah kami dari tempat ini!" kemudian batu itu pun bergeser lagi hingga akhirnya mereka bisa keluar dari dalam gua."